Mapbiomas Fire Indonesia
EN
ID
Mapbiomas Indonesia - Fire
news

Pemaparan Platform Mapbiomas Indonesia Koleksi 1 kepada LAPAN, KSP dan BRGM

Pemaparan dilakukan untuk menilai dan mengkritisi fungsi dan manfaat platform dalam kebutuhan pemantauan dinamika dan sebaran tutupan lahan di wilayah Indonesia dari tahun 2000 hingga 2019.

Pemaparan Platform Mapbiomas Indonesia Koleksi 1 kepada LAPAN, KSP dan BRGM

September 2020 – MapBiomas Indonesia memaparkan platform tutupan dan penggunaan lahan koleksi 1 kepada tiga lembaga pemerintah. Pemaparan dilakukan untuk menilai dan mengkritisi fungsi dan manfaat platform dalam kebutuhan pemantauan dinamika dan sebaran tutupan lahan di wilayah Indonesia dari tahun 2000 hingga 2019. Pemaparan dan diskusi dilakukan secara online, hal tersebut dikarenakan masih adanya pembatasan aktivitas sosial oleh pemerintah dengan adanya pandemi covid-19.

Ketiga lembaga pemerintah tersebut adalah Lembaga Penerbangan dan Antarikasa Nasional (LAPAN), Kantor Staf Presiden (KSP) dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Ketiga lembaga tersebut diharapkan menjadi penenerima manfaat dalam hal pemantauan tutupan dan fungsi lahan.

Di akhir pemaparan, LAPAN memberikan komentar teknis terhadap penggunaan data antara Surface Reflectance (SR) dengan Top of Atmosphere (ToA) pada citra landsat. LAPAN pun membuka diri untuk berbagi pengetahuan terhadap metode yang digunakan untuk pengembangan penelitian pemetaan berbasis citra satelite. Integrasi terhadap data MapBiomas Indonesia menurutnya sangat memungkinkan untuk dijadikan salah satu peta tematik dalam mendukung kebijakan satu peta. 

Sementara itu, KSP berpendapat akan menarik jika platform dapat menampilkan peta struktur penguasaan lahan dan pemetaan terhadap sertifikat. Bisnis proses pun harus dibangun bagi pengguna yang menginginkan data dan informasi yang lebih detail.

BRGM mengomentari bahwa perlu adanya verifikasi dengan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait data MapBiomas Indonesia ini. Verifikasi dengan data KLHK penting dilakukan karena adanya perbedaan data dimana pada data ekosistem mangrove KLHK di dalamnya juga terdapat termasuk lahan tambak, sehingga harus ada klarifikasi terkait perbedaan luasan.

Supported by

FAQ