Mapbiomas Fire Indonesia
EN
ID
Mapbiomas Indonesia - Fire
Methodology & ATBD

Di bawah ini Anda akan menemukan karakteristik, jaringan kerja, dan gambaran umum metodologi Mapbiomas Indonesia untuk menghasilkan seri tahunan peta tutupan dan penggunaan lahan serta peta transisi/perubahan lahan sepanjang periode koleksi.

Metodologi yang digunakan disajikan dalam Algorithm Theoretical Basis Documents (ATBD)

Semua peta tutupan dan penggunaan lahan Mapbiomas Indonesia merupakan hasil klasifikasi piksel per piksel citra satelit Landsat. Setiap prosesnya menggunakan algoritma machine learning berbasis cloud (cloud processing) pada platform Google Earth Engine.

MapBiomas Indonesia menetapkan 11 kelas tutupan dan penggunaan lahan yang akan dipetakan, setelah serangkaian pembelajaran bersama MapBiomas Brasil, diskusi teknis dengan para pakar, dan kunjungan belajar ke Brasil. Kesebelas kelas terdiri atas 5 kelas dasar (basic themes) dan 6 kelas lintas tema (cross-cut themes).

Peta disiapkan oleh dua tim kerja, yaitu Tim Inti dan Tim Regio. Tim Inti membuat cross-cut themes. Di tim ini ada Auriga Nusantara dan Woods and Wayside International. Tim Regio menyiapkan basic themes. Tim ini terdiri dari 9 jejaring masyarakat sipil (CSOs).

mapbiomas indonesia network

Mosaik Mapbiomas adalah kumpulan seluruh citra Landsat pada periode tertentu yang dijadikan satu dalam sebuah grid mosaik yang berisi piksel terbaik. Proses mosaik dilakukan per grid (1o x 1,5o lintang/bujur - 286 grid) di setiap tahun sepanjang 2000-2022 (Koleksi 2.0). Untuk menghasilkan mosaik tersebut, tahapan proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Klasifikasi terbimbing (supervised classification) dilakukan terhadap mosaik Landsat yang berisi parameter yang sudah ditetapkan sebelumnya. Klasifikasi tahunan dihasilkan berdasarkan kumpulan sampel yang stabil sepanjang 2000-2019 (stable sample) di setiap region pada setiap tahun, mengandalkan algoritma Random Forest yang diproses pada platform Google Earth Engine. Adapun tahapan klasifikasi adalah sebagai berikut:

Mapbiomas Indonesia menerapkan proses pascaklasifikasi (post-classification) untuk menstabilkan data dan mengurangi bias setelah proses klasifikasi selesai. Proses pascaklasifikasi meliputi: gap fill, spatial filter, temporal filter, frequency filter, dan incident filter.

Spatial Filter

Spatial filter digunakan untuk mencegah perubahan nilai klasifikasi dalam sebuah grup piksel. Filter ini dibuat berdasarkan connectPixelCount yang akan menempatkan komponen piksel yang terhubung yang memiliki nilai piksel yang sama. Pada filter ini setidaknya dibutuhkan 5 piksel yang terhubung sebagai nilai koneksi minimum.

mapbiomas indonesia network

Temporal Filter

Temporal filter digunakan untuk mengidentifikasi transisi yang tidak diinginkan yang terjadi dalam waktu 3 hingga 5 tahun. Filter ini akan memeriksa dan mengubah piksel terisolasi untuk diklasifikasi ulang sesuai dengan kelas sebelum dan sesudahnya.

mapbiomas indonesia network

Gap-Fill Filter

Pembuatan mosaik tahunan tanpa awan menyebabkan dihapusnya areal yang tertutup awan atau bayangan awan, sehingga areal tersebut menjadi 'tanpa data'. Areal tanpa data tersebut pada akhirnya tidak akan terklasifikasi atau tetap menjadi kelas tanpa data. Gap-fill filter diterapkan untuk mengisi areal tanpa data tersebut dengan data yang diambil dari data tahun sebelumnya.

Frequency Filter

Frequency filter mempertimbangkan kemunculan kelas tertentu di seluruh rangkaian waktu. Semua kemunculan kelas dengan persistensi kurang dari 10% akan disaring dan diklasifikasikan sebagai non-kelas.

Incident Filter

Incident filter digunakan untuk menstabilkan nilai piksel yang terlalu sering berubah dalam 20 tahun. Hal ini biasanya terjadi di perbatasan antar kelas. Nilai piksel yang telah berubah lebih dari 8 kali akan diganti dengan nilai piksel yang stabil dalam periode tahun tersebut.

Peta hasil klasifikasi kelas dasar sepanjang 2000-2022 yang sudah melalui rangkaian proses filter kemudian diintegrasikan dengan kelas lintas tema, dengan menerapkan aturan prevalensi hierarki tertentu. <i>Spatial filter</i> diterapkan pada hasil integrasi untuk menghilangkan kelas yang terisolasi, yang terjadi akibat penggabungan semua kelas tutupan lahan.


mapbiomas indonesia network

Transisi merupakan dinamika tutupan lahan yaitu perubahan kelas tertentu menjadi kelas yang lain dalam periode waktu tertentu. Mapbiomas Indonesia menganalisis transisi tersebut mengikuti periode: (a) per tahun, (b) per 5 tahun, (c) per 10 tahun, (d) tahun awal dan tahun akhir.


Statistik dari kelas yang dipetakan dihitung berdasarkan unit spasial yang berbeda, seperti batas wilayah administrasi, kawasan hutan, daerah aliran sungai, wilayah moratorium hutan dan lahan gambut, dan wilayah perizinan konsesi, yang dimasukkan dalam statistik zona.

Validasi dilakukan melalui analisis akurasi berdasarkan teknik statistik menggunakan titik sampel independen dengan interpretasi visual untuk seluruh Indonesia dan untuk seluruh tahun. Produk peta tutupan dan penggunaan lahan untuk Koleksi 1.0 Mapbiomas Indonesia belum melalui proses validasi ini. Penyiapan sampel untuk validasi sedang dilakukan dan akan digunakan untuk koleksi selanjutnya.

Supported by

FAQ