Setelah sebelumnya dilatih mengenal Google Earth Engine, jejaring Mapbiomas Indonesia mengikuti pelatihan lanjutan: pemetaan serial tutupan lahan.
Jakarta, Agustus 2019 – Setelah mengenal Google Earth Engine (GEE) pada pelatihan sebulan sebelumnya, jejaring Mapbiomas Indonesia mengikuti pelatihan lanjutan mengenai pemetaan serial tutupan lahan.
Mapbiomas Brasil, yang memotori pembangunan platform mapbiomas, menjadi instruktur pelatihan. Mapbiomas Brasil mengirimkan 3 instruktur, yakni Tasso Azevedo (Kordinator Umum Mapbiomas Global Network), Marcos Rosa (Technical Coordinator Mapbiomas Brasil), dan Felipe Lenti (peneliti dan ahli perpetaan IPAM Brasil), ke acara yang berlangsung 3 hari di Morissesy Hotel Residences Jakarta ini. Adapun peserta latih sama dengan peserta pelatihan sebelumnya, yakni terdiri atas HAKA Aceh, HAKI Sumsel, GENESIS Bengkulu, SAMPAN Kalbar, SAVE OUR BORNEO Kalteng, GREEN of BORNEO Kaltara, KOMIU Sulteng, MNUKWAR Papua Barat, JERAT Papua, WWI dan Auriga Nusantara.
Dengan aplikasi GEE peserta diperkenalkan dengan langkah-langkah membuat peta tutupan lahan dengan klasifikasi yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap pertama dilakukan pembagian area kerja setiap peserta yang ditentukan berdasarkan daratan Indonesia. Area kerja ini disusun berbentuk grid yang tersebar di seluruh daratan pulau di Indonesia. Terhadap grid ini dilakukan proses mosaik (mosaicking) dengan memilah ketersediaan citra satelit landsat dengan penampakan terbaik (paling bersih dari tutupan awan). Citra landsat menjadi pilihan mapbiomas karena (1) tersedia secara terbuka untuk publik; dan (2) tersedia secara kontinu tahun demi tahun selama beberapa dekade terakhir.
Pada tahap kedua, dilakukan pengumpulan sampel tutupan lahan per kelas atau klasifikasi tutupan yang telah ditentukan. Pengumpulan sampel ini dilakukan pada setiap tahun di rentang 2000-2019. Kelas tutupan lahan untuk Mapbiomas Indonesia terdiri atas 5 kelas tutupan: (1) Hutan; (2) Tumbuhan Bukan Hutan, seperti savanna; (3) Pertanian; (4) Non Vegetasi; (5) Tubuh Air. Kelima kelas ini disebut sebagai kelas dasar atau level 1 pada klasifikasi tutupan lahan Mapbiomas Indonesia.
Tahap selanjutnya adalah memastikan persentase dan sebaran sampel memadai untuk setiap kelas tutupan, juga untuk setiap tahun pengamatan. Secara keseluruhan terdapat 5.740 grid untuk seluruh Indonesia untuk rentang 2000-2019, sehingga akan butuh waktu relatif lama untuk menyelesaikan mosaicking dan klasifikasi ini. Dan, setelah dirinci lebih jauh, Mapbiomas Indonesia akan memiliki 10 kelas tutupan lahan pada saat rilis perdananya kelak, atau disebut sebagai Koleksi 1, yakni: (1) hutan alam; (2) mangrove; (3) hutan tanaman; (4) tumbuhan bukan hutan; (5) sawit; (6) pertanian lainnya; (7) tambang; (8) bukan vegetasi lainnya; (9) tambak; (10) tubuh air. Mosaicking dan sampling kelas tutupan lahan dan pada grid sebanyak itulah yang akan dikerjakan peserta latih pasca-pelatihan di tempat kerjanya masing-masing.